Wabah Difteri Mengancam Indonesia, Kadinkes Makassar Ungkap Cara Pencegahannya

90

Makassar | JurnalCelebes.co – Bakteri Corynebacterium diptheriae adalah bakteri yang lebih popoular dengan sebutan Wabah Difteri dan kini mengancam beberapa daerah di indonesia. bahkan telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Makassar, dr. Hj. Naisyah Tun Azikin mengungkapkan, untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penderita, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan rilis resmi terkait pencegahan wabah difteri di Indonesia.

“Sehubungan dengan peningkatan kasus difteri di beberapa wilayah Indonesia, maka IDAI memberikan imbauan untuk peningkatan kewaspadaan. Karena difteri sangat menular dan dapat menyebabkan kematian,” ucap Naisyah. Kamis, 8/2/2018.

Berikut imbauan IDAI untuk mencegah penularan difteri:

– Penyakit difteri dapat dicegah dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia.

– Imunisasi adalah perlindungan terbaik terhadap kemungkinan tertular penyakit difteri, dan dapat diperoleh dengan mudah di berbagai fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.

– Lengkapi imunisasi DPT/DT/Td anak anda sesuai jadwal imunisasi anak usia Kementeria Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak Indonesia. Imunisasi difteri lengkap adalah sebagai berikut:
• Usia kurang dari 1 tahun harus mendapatkan 3 kali imunisasi difteri (DPT).
• Anak usia 1 sampai 5 tahun harus mendapatkan imunisasi ulangan sebanyak 2 kali.
• Anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi difteri melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) siswa sekolah dasar (SD) kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 atau kelas 5.
• Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan setiap 10 tahun, termasuk orang dewasa. Apabila status imunisasi belum lengkap, segera lakukan imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat.

– Segera ke fasilitas kesehatan terdekat apabila anak anda mengeluh nyeri tenggorokan disertai suara berbunyi seperti mengorok (stridor) atau pembesaran kelenjar getah bening leher, khususnya anak berumur < 15 tahun.

– Anak harus segera dirawat di rumah sakit apabila dicurigai menderita difteri agar segera mendapat pengobatan dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah anak benar menderita difteri.

– Apabila anak didiagnosis difteri, akan diberikan tatalaksana yang sesuai termasuk perawatan isolasi.

– Untuk memutuskan rantai penularan, seluruh anggota keluarga serumah harus segera diperiksa oleh dokter dan petugas dari Dinas Kesehatan, serta mendapat obat yang harus dihabiskan untuk mencegah penyakit, apakah mereka juga menderita atau karier (pembawa kuman) difteri dan mendapat pengobatan.

– Anggota keluarga yang tidak menderita difteri, segera dilakukan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia.

– Laksanakan semua petunjuk dari Dokter dan Petugas Kesehatan setempat.

– Setelah imunisasi DPT, kadang-kadang timbul demam, bengkak dan nyeri ditempat suntikan DPT, yang merupakan reaksi normal dan akan hilang dalam 1-2 hari. Bila anak mengalami demam atau bengkak di tempat suntikan, boleh minum obat penurun panas parasetamol sehari 4 x sesuai umur, sering minum jus buah atau susu, serta pakailah baju tipis atau segera berobat ke petugas kesehatan terdekat.

– Anak dengan batuk pilek ringan dan tidak demam tetap bisa mendapatkan imunisasi DPT/DT/Td sesuai usia. Jika imunisasi tertunda atau belum lengkap, segera lengkapi di fasilitas kesehatan terdekat.(*)

Editor : Wen

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here