Jangan Hanya Jadi Pengawas, Orang Tua Harus Jadi Sahabat Anak di Media Sosial

25

Banteng | Sebanyak 888 peserta hadir secara virtual dalam Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Bantaeng, Sulawesi Selatan (4/10). Rangkaian program ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema yang dibahas pada saat ini adalah “Menjadi Pendidik yang Cerdas dan Cakap Digital”.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini. Masing-masing yakni, dosen Komunikasi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Hadawiah; Edupreneur/Co-Founder Poso Study Center, Gunawan Primasatya; dosen Universitas Fajar, Kardina; dan Area Business Manager ESQ Sulawesi, LM Novrianto. Sedangkan moderator yaitu Sinta Pramucitra selaku Praktisi PR. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Adapun yang tampil berikutnya adalah Hadawiah sebagai pemateri pertama yang menyampaikan tema “Kemampuan Literasi Digital yang Wajib Dimiliki Guru Generasi Alpha”. Menurut dia, sebagaimana generasi Z, generasi alpha yang lahir pada rentang 2010 juga familiar dengan teknologi digital. Adapun kompetensi yang perlu dimiliki guru, antara lain pencarian informasi di mesin pencari, kreatif dan inovatif agar siswa tetap antusias belajar, serta dapat menjalin kerja sama dengan orang tua. “Menggunakan metode pembelajaran aktif dengan memanfaatkan metode berbeda, game, power point, atau video sehingga materi bisa diterima dengan baik,” katanya.

Selanjutnya, Gunawan Primasatya menyampaikan paparan berjudul “Internet yang Cocok dan Aman untuk Anak di Bawah Umur dan Remaja agar Terhindar dari Perundungan”. Ia mengatakan, kasus perundungan di dunia maya yang kerap terjadi, misalnya kabar bohong untuk mempermalukan, komentar melecehkan, akun palsu untuk tujuan negatif, mengirim pesan terus menerus untuk tujuan mengganggu, serta berbagi konten seksual. Untuk pencegahan, orangtua atau guru dapat menyediakan ruang yang di keluarga, sekolah, dan ruang digital. “Jadilah sahabat anak dalam menggunakan gawai, jangan hanya menjadi pengawas,” tuturnya.

Pemateri ketiga, Kardina, memaparkan materi bertema “Peran Komunitas Akademik dalam Pendidikan di Era Digital”. Menurut dia, pembelajaran daring dapat berjalan efektif apabila guru, orang tua, atau siswa dapat memanfaatkan komunitas di media sosial untuk meningkatkan kemampuannya. Misalnya, English Speaking Community, matematika, atau komunitas jurnalistik. “Dalam komunitas tersebut akan didapati tips dan trik untuk menguasai suatu pengetahuan terkait,” jelasnya.

Adapun LM Novrianto, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul “Menjadi Pendidik Cerdas dan Cakap Digital”. Ia mengatakan, empat kompetensi yang perlu diajarkan kepada anak adalah mengakses media digital, seperti kemampuan memilih media sosial; mendistribusi informasi, yang mencakup kemampuan dalam mengemas informasi; partisipasi terkait media digital, misalnya dapat melaporkan pelanggaran atau berani mengatakan tidak pada konten negatif; serta dapat berkolaborasi dengan berpartisipasi dalam forum tertentu. Selain itu, warganet juga harus cakap dalam mengelola jejak digitalnya. “Jejak digital dapat membantu kita tidak hanya di dunia maya, namun kelak juga di akhirat,” ujar dia.

Setelah sesi pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Sinta Pramucitra. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Salah satu peserta, Wa Ode Rhevi, bertanya tentang kiat agar terhindar dari spam pesan singkat sekaligus tidak menjadi korban penipuan daring. Menanggapi hal tersebut, Novrianto bilang, banyaknya pesan singkat berupa penipuan tawaran hadiah atau apapun hampir dialami oleh semua pelanggan nomor telepon selular. Agar tetap aman, warganet harus tetap berhati-hati, salah satunya dengan merahasiakan kode One Time Password (OTP).

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here